Dalam buku Akhlak Lillbanin yaitu akhlak untuk anak-anak, berteman bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Jika kamu berteman dengan tukang minyak wangi pasti baju kita harum karena setiap saat terkena testernya. Bila berteman dengan tukang besi, baju bisa terkena percikan api. Menjadikan baju berlubang-lubang dan terasa aroma asap yang pengap. Bergaul dengan kambing bendot pasti menjadikan baju terasa aroma kambingnya. Seperti kisah Sa'labah yang setiap hari mengembalakan kambing-kambingnya yang banyak. Dengan kesibukannya dia lupa melaksanakan perintah shalat yang lima. Itulah yang sekarang penulis alami dan rasakan. Berteman dengan seorang penulis, ikut juga jadi penulis. Penulis juga merasakan, bagaimana bergaul dengan orang yang berpendidikan tinggi. Ada rasa iri yang menjadi motivasi. Dengan selalu berpikir mengapa aku tidak bisa seperti mereka. Sejak dua puluh delapan tahun yang lalu toga itu kusimpan. Empat kali dipakai putra putriku. Ada rasa bahagia dan bersyukur, karena Allah memberikan aku kesempatan untuk mengenakannya kembali. Kuharap ini bukan yang terakhir. Jika dipanjangkan umur dua tahun lagi aku ingin memakainya kembali. Manusia harus punya prinsip, seperti juga menulis tidak ada istilah terlambat. Bahkan Biarlah terlambat dari pada tidak sama sekali. "Tuntutlah ilmu dari sejak buaian sampai liang lahat." Alhamdulillah ketika toga itu kukenakan kembali, aku masih didampingi ibunda tercinta. "Ya Allah berkahilah umurnya, sayangilah dia seperti dia meyayangi aku sejak kecil. Kasih sayangnya bunda tidak ada batasnya sampai tua ku didoakannya dengan penuh kasih sayangnya." Wallahu a'lam bisshawab wailallahi turjaul umur Baity jannati, 28 November 2019 .