Legimin Syukri

Lahir di Simalungun 21 Maret 1963. Alumni IAIN SU Fakultas Syariah. Pegawai Kemenag Kota Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan Menuju Serambi Makkah (2)
Penulis bersama keluarga di halaman Masjid Baiturrahman Banda Aceh, serasa di Masjid Nabawi (Dokpri)

Perjalanan Menuju Serambi Makkah (2)

Empat belas jam waktu tempuh dalam perjalanan darat menuju Serambi Makkah, hampir tidak ada hambatan yang kami temui. Dengan waktu istirahat tiga kali untuk sholat dan makan. Ini kami lakukan setelah tiap kali menempuh 4 jam perjalanan. Memasuki provinsi Aceh Darussalam, ditandai dengan mulusnya jalan dan masjid-masjid yang indah memesona. Di Ibu Kota Kabuparen Aceh Tamiang kami istirahat dengan melaksanakan sholat terlebih dahulu. Di Masjid Nurul Hasanah, tempat berwudhuknya sedang mengalami renovasi besar-besaran. Oleh badan kenaziran, tempat wudhu sementara dipindahkan di sudut halaman yang cukup jauh dari bangunan induk masjid. Masjid Nurul Hasanah ini pekarangannya cukup luas, dengan fasilitas parkir yang memadai. Kami parkirkan kendaraan di antara dua pohon mahoni dan bunga tanjung. Lokasinya lumayan sejuk. Walaupun cuacanya sangat panas, namun tidak kami rasakan teriknya matahari, karena rindangnya pohon-pohon di areal masjid tersebut. Azan berkumandang yang dialunkan oleh seorang muazin yang suaranya cukup merdu. Sangat menggugah kaum muslimin yang sedang istirahat untuk segera bergegas ke masjid. Di seberang jalan ada perkantoran instansi pemerintah. Pasti mereka merasa gelisah duduk-duduk sementara azan sudah berkumandang. Kami pun ikut berjamaah dengan masyarakat setempat. Pada saat itu kami mengambil hadiah dari Allah yaitu shalat kami lakukan dengan menjamak. Menggabungkan dua shalat Zuhur dan Ashar (jamak taqdim) pada satu waktu. Selesai shalat penulis sempat menuju sudut sebelah kiri masjid. Alangkah terkejutnya melihat ada lemari berukuran besar memanjang yang ukurannya tidak kurang lima meter. Di dalamnya tersusun buku dengan rapi. Ini menggambarkan perpustakaan masjid Nurul hasanah sudah memadai. Di dalam mobil kami bersantap siang menikmati bekal yang kami siapkan dari rumah. Selanjutnya, meneruskan perjalanan menuju Serambi Makkah yang jarak tempuhnya sekitar sepuluh jam lagi. Anak bungsu kami Muhammad Fathur Rizqy yang menjadi pengendali mobil yang kami tumpangi. Penuh semangat membawa kami menuju Banda Aceh tempat putra kami ke empat diwisuda di Universitar Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh (bukan syi'ah satu aliran agama, tetapi nama seorang Ulama besar di Aceh) Alhamdulillah dengan infrastruktur yang sangat baik di provinsi Serambi Makkah ini, perjalanan yang ditempuh lancar aman dan nyaman. Menghantarkan kami pada acara wisuda putra tercinta. Semoga menjadikan kami orang-orang yang senantiasa bersyukur.

Wallahu a'lam bisshowab wailallahi turjaul umur KUA Medan Denai, 4 Nopember 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat Abah dan bunda Rai atas wisuda putranda. Semoga menjadi sosok yang berguna bagi orang tua, negara dan agama. Salam dari kami di tanah Jawa.

04 Nov
Balas

Aamiin... Alahamdulillah Mas Siswanto, terima kasih atas doanya. Salam kami juga dari tanah Sumatra. Barakallah selalu sehat

04 Nov

Perjalanan yang melelahkan, namun terbantu dengan istirahat di masjid yang sejuk dan asri. Sukses selalu dan barakallahu fiik

04 Nov
Balas

Betul Ibu Siti , istirahat yang cukup di Madjid untuk memulihkan kondisi yang sudah lelah. Barakallah sehat selalu

04 Nov



search

New Post